Upaya Peningkatan Produktifitas Abon Lele
Dalam rangka melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, dosen dari Program Studi Farmasi, Universitas Pakuan melaksanakan
kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema
"Upaya Peningkatan Produktifitas Ikan Lele yang bermitra dengan Desa Bojong Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor‟. Kegiatan ini terdiri dari penyuluhan dan demo masak abon lele.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya melalui pengolahan ikan lele menjadi produk olahan pangan yang lebih tahan lama dan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi, serta dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas,” tutur Novi Fajar Utami, M. Farm, Apt, salah satu Dosen Program Studi Farmasi, Universitas Pakuan yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Adapun bahan baku utamanya adalah ikan lele yang memiliki komposisi zat gizi yang tinggi dan sangat baik untuk dikonsumsi masyarakat. Budidaya ikan lele sudah banyak dilakukan masyarakat, tetapi pengolahan produknya menjadi abon belumlah banyak diketahui. Produk olahan pangan abon lele ini diperkirakan dapat tahan lama dan bisa dikonsumsi baik oleh kalangan anak balita sampai dengan orang dewasa. Berikut ini adalah komposisi zat gizi yang terkandung dalam ikan lele.
Komposisi Kimia |
Nilai Gizi |
Air |
76,0 mg |
Protein |
17,0 g |
Lemak |
4,5 g |
Karbohidrat |
0 g |
Kalsium |
20 mg |
Fosfor |
200 mg |
Besi |
1,0 mg |
Vitamin A |
150 |
Vitamin B1 |
0,05 |
Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Puslitbang Depkes RI, 1991
Sementara itu, abon merupakan salah satu makanan dari ikan lele yang memiliki kandungan kadar leusin dan lisin yang cukup banyak. . Abon ikan lele dapat dikonsumsi sebagai lauk pauk atau campuran makanan. Leusin merupakan asam amino esensial yang berguna untuk perkembangan dan pertumbuhan anak-anak serta menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga bermanfaat untuk membentuk protein otot sehingga abon lele baik untuk ibu hamil dan anak-anak.
Di Kecamatan Kemang khususnya Desa Bojong, saat ini sudah banyak dilakukan budidaya ikan lele. Ikan lele yang dihasilkan cukup berlimpah dan dihasilkan secara berkesinambungan sehingga dapat menjamin ketersediaanya dari waktu ke waktu, tetapi sayangnya hal ini tidak cukup menopang perekonomian para petani ikan lele. Keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki para petani sehingga ikan lele yang dihasilkan selama ini hanya dijual dalam bentuk mentah ke pasar tradisional atau pedagang warung pecel lele dengan harga relatif murah tanpa mengubahnya menjadi produk lain yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Banyaknya produksi ikan lele di desa ini juga memungkinkannya untuk diolah menjadi produk pangan alternatif dalam skala besar. “Jika usaha ini dapat berkembang maka dapat dijadikan sebagai produk unggulan di desa Bojong, Kecamatan kemang yang nantinya sebagai sentra usaha pengolahan ikan lele di kabupaten Bogor,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu pula, Kepala Desa Bojong, Asep Saefudin, mengatakan kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya mendukung program Desa Bojong menjadi Sentra Benih Lele.